Sabtu, 25 Februari 2012

Lanjutan dari Episode Baru (selesai)....

       Pagi itu Jum’at, 18 Juli 2003. Seperti biasanya aku bangun ketika adzan shubuh berkumandang. Ini sudah hari yang kelima aku terbangun ketika adzan shubuh. Hal yang jarang aku lakukan waktu masih duduk di SMP. Hal yang sangat sulit pada mulanya. Namun, ketika keadaan yang memaksa, mau tidak mau aku harus bangun waktu shubuh jika tidak, maka akan terlambat berangkat sekolah. Pagi itu masih terlihat gelap. Aku beranjak dari tempat tidurku bergegas mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat shubuh menuju ke masjid untuk sholat berjama’ah. Selepas itu, aku mempersiapkan peralatan yang akan aku bawa ke sekolah.

        Sudah menjadi kewajiban dan kebiasaanku dari SD dan SMP ketika habis sholat shubuh aku menyapu lantai dalam rumah. Dulu ketika kakak kedua masih ada di rumah kita gantian menyapu lantai, pagi hari yang nyapu aku untuk giliran sore gantian kakakku yang nyapu. Namun kini kakakku yang kedua sudah masuk kuliah di kota Jember, Jawa Timur. Jadi, semuanya yang nyapu aku kerjakan. Tak masalah bagiku. Selesai menyapu, aku langsung mandi untuk siap-siap. Air di rumah sangat dingin seperti es ketika mandi waktu pagi-pagi sekali. Musim kemarau yang panas, turut membawa perubahan iklim. Jika malam sampai pagi , suhu udara bisa sangat dingin sekali sampai menusuk tulang. Jika siang tiba, sangat panas dan gerah sekali. Inilah yang katanya disebut “global warming” (pemanasan global). Cuaca sangat extrem sekali. Perbedaan antara malam/pagi dengan siang sagat mencolok.  


 
        Seperti biasa, selesai mandi aku berpakaian seragam sekolah, rapi. Sarapan pagi sudah tersdia di meja yang disiapkan Ibu dari tadi. Masih nampak asap mengepul dari nasi yang disiapkan di piring putih. Ada yang sedikit aneh pagi ini. Biasanya ibu memasak nasi masih sedikit agak keras, namun kali ini sangat empuk sekali, nikmat rasanya, terasa wangi. Beras mahal ini, kataku dalam hati. Ah...masa sih, ga mungkin ibu beli beras mahal. Bisanya ibu beli beras kualitas sedang. Tapi sepertinya kali ini ibu beli beras yang kualitas bagus. Mungkin lagi banyak uang. Kulahap nasi itu dengan cepat bersama sayur dan lauk. Rasa gurih, manis, asam, pedas bercampur jadi satu. Bumbu-bumbu Indonesia yang kaya rempah-rempah semakin menambah sedapnya sarapan pagi kala it. Semakin nikmat saja bila sarapan tiba. Mulut terasa nikmat, perut terasa kenyang..aku seperti orang yang paling bahagia saja saat itu..., tanpa beban..hahahaha....

           Aku berjalan dengan agak cepat menuju jaan raya untuk naik bus langgananku, Harta Sanjaya jurusan Gemolong-Sragen-Sine. Rupanya sudah banyak orang yang menunggu di jalan. Bus datang, aku naik bersama teman-teman. Seperti biasanya, aku berdiri. Tak dapat tempat duduk. Barisan seperti ikan asin yang di atur pak kondekturpun aku sudah mulai hafal. Aku pilih berdiri di belakang saja dekat jendela bus,agar tidak kegerahan. Aku sudah mulai hafal jalan-jalan mana yang sering diberhentikan bus oleh penumpang. Berapa menit bus berjalan sampai tujuan, penumpang langganan sudah mulai aku hafal di pikiranku.

       Bus sampai di depan SMP 6 pukul 06.35. Agak terlambat memang. Sedikit cepat kulangkahkan kakiku menuju sekolah. Ini hari Jum’at, hari yang biasanya terasa lebih pendek/singkat dibanding dengan hari-hari yang lainnya. Teringat di kepalaku, pelajaran pertama hari ini adalah mata pelajaran Kimia, mata pelajaran yang baru dan masih asing bagiku. Mata pelajaran yang akan diajar oleh wali kelas sendiri. Jangan sampai telat. Pukul 06.45 aku sampai depan gerbang sekolah. Masih seperti biasa, gerbang sekolah yang sudah tua itu nampak memaksakan senyumnya kepadaku, yang masih berstatus siswa baru. Akupun diam saja, tanpa senyum. Buat apa senyum sama sekolah tua ini, aku bergumam sendiri. Kulangkahkan agak lebih cepat menuju kelas 1.1.

     Tet..tet..tet....Bel berbunyi, tanda masuk kelas. Kusiapkan buku tulis kosong yang masih putih bersih, belum terisi sama sekali. Pelajaran Kimia, ya..Pelajaran Kimia. Kira-kira seperti apa pelajaran ini. Ternyata Kimia adlah pelajaran yang sangat malas aku belajar dengannya. Pelajaran tentang senyawa, unsur-unsur, molekul, rumus kimia, rantai kimia. Haduuuuuh...pusing kepalaku. Belum lagi yang hitung-hitungan, suatu yang sangat aku benci. Aku malas belajar Kimia, membosankan, menyeramkan, jengkel, susah. Ya..itulah aku, aku yang sangat tidak suka dengan pelajaran Kimia karena termasuk kelompok IPA yang ada hitungannya, suatu yang aku hindari. Aku hanya masih ingat pelajaran kimia waktu itu tentang rumus kimia air adalah H2O, oksigen (O2), Karbondioksida (CO2), Garam (NaCl), dan sebagian lagi. Dalam pelajaran kimia, aku selalu saja menemui kesulitan, hasilnya nilai ulangan kimia selalu kurang memaskan. Mulai saat itu aku sudah tidak fokus dan minat lagi dalam pelajaran kimia..

      Pukul 11.30 , semua pelajaran usai semua. Siap-siap menuju masjid sekolah untuk menunaikan kewajiban sholat Jum’at. Kuambil air wudhu di dalam kran. Sepertinya, kran itu mulai senang denganku, karena aku kembali mengunjunginya lagi untuk memenuhi panggilan Alloh SWT, sholat Jum’at. Suara adzan menggema di dalam masjid, ketenangan dalam batin dan hati seolah tak tertahankan. Bergertarlah hati ini ketika lafaz ‘Allohu Akbar’ terdengar. Semakin menambah kekhusuyukan dalam beribadah. Pertanda apakah ini..aku mulai jatuh cinta dengan masjid ini, aku mulai jatuh cinta di lingkungan masjid ini, aku mulai jatuh cinta kepada Alloh.. Tapi, apakah pantas diri yang hina ini mencintaiMu yaa..Robb.??? Aku tersentak sendiri dalam indahnya alunan suara adzan yang bergema. Akankah aku ingin selalu bersamaMu??? Apakah ini sebuah episode baru dalam hidupku yang akan aku jalani mulai dari sekolah ini???

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetar hatinya dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS. Al Anfaal ; 2) 

        Sholat Jum’at telah usai. Tiba giliran untuk menunggu waktu Pramuka. Ya..Pramuka suatu extrakurikuler yang sudah tidak asing bagiku. 2,5 tahun aku menjalaninya sewaktu masih duduk di bangku SMP. Dan kini,..kegiatan ini akan aku ulangi lagi di sekolah baruku ini. Tentunya dengan teman-teman yang baru. Jam tanganku menunjukkan pukul 12.30. Masih satu setengah jam lagi Pramuka dimulai. Sambil menunggu waktu Pramuka mulai, aku gunakan untuk sedikit istirahat di serambi masjid. Nampak dari dekat, seorang yang berkulit sedikit hitam mendekati aku. Sepertinya dia sudah senior, mungkin kelas 2 atau 3. Dengan senyumnya yang santun, dia mendekati aku dan berkata..

”Dik, kita ngaji dulu yuk..di dalam masjid. Ustadznya sudah datang. Ntar kita ngajinya bareng-bareng. Kalau belum bisa, nanti di ajarin.”

Aku hanya berkata dalam hati..nah..ini yang aku tunggu-tunggu, akhirnya bisa ngaji juga setelah sekian lama aku berhenti ngaji sejak kelas 6 SD.

“Oh...iya mas, makasih. Saya ikut”, jawabku singkat. Aku langsng bergegas menuju ke dalam masjid. Ternyata sudah banyak teman-teman yang ada di dalam untuk ikut mengaji bareng-bareng. Aku sangat senang akhirnya bisa ngaji lagi.

         Perlahan-lahan satu persatu teman-temanku di situ membaca Al Qur’an, ada yang lancar ada juga yang terbata-bata. Toh..itu semua tidak menghalangi mereka ntuk terus belajar membaca Al Qur’an. Setelah membaca Al Qur’an selesai, kini giliran Ustadz itu memberikan ceramah yang lumayan lama. Ustadz itu bernama Ustadz Jumadi atau biasa akrab di panggil Pak Jum. Beliau menyampaikan betapa pentingnya mengaji, terus menuntut ilmu agama, jangan sampai malas menuntut ilmu.

         Dari sinilah aku mengetahui bahwa kajian ini diadakan oleh organisasi Rohani Islam (Rohis). Kajian yang rutin dilaksanakan tiap pekan sekali. Aku mengkutinya dengan rajin. Dari kegiatan kajian inilah sedikit demi sedikit aku mengetahui belajar tentang Islam. Dari kegiatan kajian inilah aku memulai tertarik untuk ikut Rohis. Dari kegiatan Rohis dan kajian inilah aku menemukan senior-senior yang alim-alim. Dari Rohis inilah aku menemukan teman-teman seperjuangan dakwah di sekolah tercinta. Dari Rohis inilah sedikit demi sedikit kepribadian Islam ku mulai terbentuk. Mulai dari mengucap salam jika saling bertemu dan berpisah, berjabatan tangan sesama jenis ketika berjumpa di masjid, mabit/bermalam di masjid, kajian/halaqoh yang rutin dilaksanakan dalam sepekan. Dari Rohis inilah aku semakin jatuh cinta dengan masjid. Tiada hari di sekolah tanpa mengunjungi ke masjid dahulu sebelum kegiatan belajar di kelas dimulai maupun setelah selesai belajar di kelas. Dari rohis inilah aku mengenal arti indahnya “ukhuwwah islamiyah”. Dari Rohis inilah aku mengenal kata-kata “ana”, “antum”, “ikhwan”, “akhwat”, ‘afwan”, “syukron”, “jazakalloh”, dan kata-kata lainnya di langit-langit dakwah sekolah.. Dari Rohis inilah, EPISODE BARU ku dalam kehidupan dimulai menuju perbaikan diri......

"Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Al-Baqarah  : 213)

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56)

Wallohu’alam bisshowwab..

-------------------------------------------SELESAI-------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar