Lanjutan dari Episode Baru (selesai)....
Pagi itu Jum’at, 18 Juli 2003. Seperti biasanya aku bangun ketika adzan shubuh berkumandang. Ini sudah hari yang kelima aku terbangun ketika adzan shubuh. Hal yang jarang aku lakukan waktu masih duduk di SMP. Hal yang sangat sulit pada mulanya. Namun, ketika keadaan yang memaksa, mau tidak mau aku harus bangun waktu shubuh jika tidak, maka akan terlambat berangkat sekolah. Pagi itu masih terlihat gelap. Aku beranjak dari tempat tidurku bergegas mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat shubuh menuju ke masjid untuk sholat berjama’ah. Selepas itu, aku mempersiapkan peralatan yang akan aku bawa ke sekolah.
Sudah menjadi kewajiban dan kebiasaanku dari SD dan SMP ketika habis sholat shubuh aku menyapu lantai dalam rumah. Dulu ketika kakak kedua masih ada di rumah kita gantian menyapu lantai, pagi hari yang nyapu aku untuk giliran sore gantian kakakku yang nyapu. Namun kini kakakku yang kedua sudah masuk kuliah di kota Jember, Jawa Timur. Jadi, semuanya yang nyapu aku kerjakan. Tak masalah bagiku. Selesai menyapu, aku langsung mandi untuk siap-siap. Air di rumah sangat dingin seperti es ketika mandi waktu pagi-pagi sekali. Musim kemarau yang panas, turut membawa perubahan iklim. Jika malam sampai pagi , suhu udara bisa sangat dingin sekali sampai menusuk tulang. Jika siang tiba, sangat panas dan gerah sekali. Inilah yang katanya disebut “global warming” (pemanasan global). Cuaca sangat extrem sekali. Perbedaan antara malam/pagi dengan siang sagat mencolok.